Selasa, 04 Desember 2012

FF My Heart Only For You (Main cast Lee Donghae)

Diposting oleh Unknown di 15.55

Annyeong... aku mau ngeshare FF punya eonni aku nih... 
Aku udah dapet izin boleh ngeshare dari blog Princess Cho nih..
Selamat Membaca chingudeul :')

Author : Choi Hye Eun (Avianti Permata Yuniar)
Ide cerita :Hilda Yunike Namgil

Casting : Lee Donghae, Lee Jungshin(Donghae’s
appa *fiktif*), Kim Soeun (Donghae’s friend), Kyuhyun (Donghae’s BF),
Choi Soohee (Donghae’s friend), dan Choi Jungmin (Donghae’s neighbor).
Genre  : romantic, life story (?)



---Donghae POV---
Hujan deras di pagi itu tak menyulutkan niatku untuk pergi memperpanjang waktu hidupku. Ya, penyakit parah yang mengharuskan ku menjadikan rumah sakit sebagai rumah kedua bagiku. Mau bagaimana lagi, inilah yang harus aku jalani. Hanya demi appa aku melakukan ini semua, aku tidak mau Ia menjalani hari-harinya di dunia ini seorang diri dengan tubuhnya yang semakin kurus dan lemah. Hanya aku yang Ia miliki sekarang, dan hanya dirinya yang sangat berharga bagiku---

Terdengar suara lembutnya memanggilku dari kejauhan, dan lama kelamaan suara itu semakin jelas.
“ nae Fishy, sudah siap dirimu nak?”
“ ne appa, sebentar aku sedang menyisir rambutku”, jawabku dengan suara lirih.

Derap langkah kakinya semakin mendekat, kemudian aku rasakan kehangatan kedatangannya saat ia sudah berada persis di balakangku. Auranya yang cerah selalu membuatku merasa nyaman berada di dekatnya, ooh Tuhan ia sudah seperti nafasku.
Ia memakaikan jaket kulit yang tebal kepadaku, walau kelihatnnya sudah agak kusam dan lawas tapi itu adalah jaket kesayangannya, dan baru kali ini ia menyuruhku menggunakannya.

“ appa, ini jaket kesayangan appa kan? Kenapa appa pakaikan padaku?”
“ appa ingin kau selalu merasas hangat, hujan sangat deras dan appa akan keluar sebentar. Appa yakin kau akan merasa nyaman memakai ini.” Jawab appa dengan wajah tersenyum.

“eodiso? Appa mau kemana dulu?”  tanyaku penasaran.
“appa pergi sebentar ke rumah Jungmin ahjussi, meminjam mantel agar kau tidak kebasahan diguyur hujan.”
“tunggu sebentar ya” Jelas appa dengan tersenyum lagi.

Segara appa bergegas keluar rumah menuju rumah Jungmin ahjussi yang letaknya hanya 10 meter dari rumah sederhanaku ini. Rumah ini seperti museum bagiku, walaupun kecil dan agak tua tapi disinilah sejarah hidupku dimulai dan tidak tau dimana hidupku akan berakhir. Nae namdongsaeng Dong Hwa meninggal 10 tahun yang lalu disini ketika umurnya baru akan menginjak 2 tahun. Kalau bisa aku memilih ingin ku menggantikannya, menggantikan rasa sakit yang ia rasakan saat itu. Sayang, Tuhan berkehendak lain. Dan nae umma 2 tahun yang lalu meninggalkanku dan appa di tempat ini juga.
---Donghae POV end----


---Jungshin POV---
Ku langkahkan cepat kakiku menuju rumah Jungmin, teman lama ku sejak aku kecil. Dia yang kerap membantuku ketika aku dalam kesulitan.
Tiba di rumahnya, bidadari remajanya menyambutku di depan pintu, Kim Soo Hee. Putri Jungmin yang seumur dengan Donghae ku.

“ aahh...ahjussi, silahkan masuk...appa sedang di dalam, akan Soohee panggilkan”
sambut Soohee dengan wajah cantiknya.
“ ne, terima kasih Soohee. Ahjussi tunggu di luar saja. Hanya perlu sebentar
dengan appamu” jawabku

Selesai ku berbicara dengan Jungmin, aku bergegas kembali ke rumah. Malaikatku sudah menungguku di depan pintu. Ku pandagi ia dari kejauhan betapa tampannya dia. Sangat tampan sepertiku (haha) dan aku ingin ia bisa menikmati hidupnya dengan baik. Ia melayangkan senyumannya ketika jarakku dengannya sudah satu meter.
            “ ini mantelnya, kau pakailah. Appa akan mengambil motor di belakang.” Perintahku pada Donghae. Dan ia langsung menjawab dengan cepat.
            “ arraseo, appa.”

----Jungshin POV end----


----Donghae POV-----
aku diantarkan ayahku dengan motor tuanya menuju ke rumah sakit yang ada di pinggiran kota Mokpo. Tak lupa jaket tebal miliknya dan selembar mantel hitam menyelimuti dinginnya tubuhku yang seputih susu. Tangan lembut appa sesekali ia julurkan ke belakang untuk memastikan aku baik baik saja. Terasa hangat sekali ketika tangannya menyentuh telapak tanganku. Ohh Tuhan Kau seperti menyinarkan suryaMu ketika aku dingin membeku.---
Aku dekatkan mulutku di telinganya ketika tangannya ia layangkan kebelakangkan dan menggengam tanganku, aku  berkata “naega gwaenchana appa”

Flashback
   “Donghae-ah, sudah lama ku mengagumimu. Tingkahmu, senyummu, gayamu dan semua yang kau miliki mampu meluluhkan hatiku. Kau memberiku setitik harapan bukan? Aku ingin mencintaimu...”
   “Soo Eun-ah,apa  maksudmu??” *aku masih bingung dgn pernyataan seorang gadis yg berada tepat di depanku.
   “melewati hari-hari bersamamu seperti berjalan di atas pelangi, kau begitu memukau. Aku menyukaimu”
   “ kau ingin menjadi orang yg special di hatiku?” tangkapku cepat.
   “ tepat” gadis itu langsung tersenyum
   “ Aku bukan yg terbaik bagimu, Kyuhyun sangat menyukaimu dan ingin menjalin hubungan dgnmu sbg pasangan kekasih. Dengarlah nasihatku, pilihlah Kyuhyun, ia namja yg baik.” Jawabku tegas padanya.

Raut wajahnya yg ceria langsung berubah murung, ia langsung berlari pergi dari hadapanku, yaaa....meski aku tau, aku melihat air mata yang membasahi pipinya tapi tetap tak ku langkahkan kakiku untuk mengejarnya. Salahku memberikan setitik harapan padanya tapi ternyata bukan harapan yg nyata. Mianhae, jeongmal mianhae nae Soo Eun-ah.
Aku masih berdiri membeku di tempat ia berbicara eyes to eyes padaku, lidahku tadinya hendak menjawab “ya, aku ingin menjadi kekasihmu” ataupun “aku mencintaimu juga chagiya” tetapi semua itu terkunci oleh hatiku yg memang berjanji tidak akan mengisi hati.

Aku tersadar dari tidurku yg cepat, ku lihat keselilingku ramai kedaraan bermotor lalu lalang, sebelah kanan jalan terlihat kantor sipil distrik Mokpo. Oh, rupanya masih tiga perempat perjalanan lagi menuju rumahku yg kedua. Ku eratkan kembali tanganku untuk memeluk appa yang masih berkonsentrasi mengendarai motor yg kami naiki. Akhirnya, sepuluh menit kemudian kami tiba di rumah sakit.
---Donghae POV end----


---Jungshin POV---
Sesampai di rumah sakit, aku langsung menuju lobi untuk registrasi, kusuruh Fishy-ku untuk menunggu di tempat duduk yg jaraknya hanya 3 meter dariku.
Sambil menunggu antrean, sesekali ku layangkan pandanganku padanya, mukanya yg tampan dan postur tubuhnya yg tinggi mengingatkanku pada almarhum istriku, apalagi  senyumnya sangat mirip sekali dengan ibunya. Wahh aku sangat bangga dengannya, tak pernah rasanya ia menyusahkanku, prestasinya di sekolah yg selalu memperoleh juara pun membuatku sangat bangga menjadi appanya, kan ku jaga dirimu selalu nae Fishy.
---Jungshin POV end---

---Donghae POV---
Aku masih menunggu appa yg sedang mengurus registrasi, ku perhatikan lalu lalang orang-orang di rumah sakit. Bau-bau obat terasa begitu menyengat disini. Rintihan orang ikut meramaikan suasana hiruk pikuk di rumah sakit. Sudah jadi makanan sebulan sekali keadaan seperti ini. Rumah Sakit, bau obat, bertemu dengan sekumpulan orang berbaju putih itu sudah mjd agenda hidupku. Huaaah, aku pernah berfikir kapan ini akan berakhir.
Appa menghampirku yang sedang duduk di kursi biru, yang sedang asik bermain dengan anak kecil di sebelahku yang juga hendak berobat karena sedang sakit diare, anak itu mengingatkanku pada Donghwa. Seharusnya jika dia masih ada, sudah seumuran anak yg berada di sampingku ini. Aku hampir meneteskan air mata, tapi tetap ku tahan karena appa sudah mendekatiku, appa sudah selesai registrasi dan mengajakku untuk pergi ke ruangan transfusi. Matanya mengisyaratkan padaku kalau ia mengerti apa yang dirasakanku saat ini. Aku rindu Donghwa dan sepertinya kini aku merasakan aku sangat dekat dengannya.

appa menuntunku untuk menuju ke ruangan transfusi. appa begitu sabar merawatku. Rasanya ingin sekali membahagiakan ayah di masa-masa tuanya ini. Tapi apalah daya, aku hanya bisa memberatkan beban di bahu ayahku yang usianya sudah hampir setengah abad. Aku hanya bisa membebani pikirannya karena kondisi tubuhku ini.
“Ya Tuhan, jaga dan selalu lindungilah beliau. Dialah superheroku yg juga merangkap umma bagiku sejak 2 tahun silam. Aku ingin selamanya dia bahagia.”

Langkah kakiku terhenti di sebuah ruangan yang cukup besar. Aku segera di baringkan di ranjang putih yang disisi kanannya telah tersedia jarum suntik. Dokter dengan sigap dan terlatih menancapkan jarum dan selang kecil di ujungnya ke tanganku. Di ujung selang kecil terdapat sekantung darah segar yang tengah mengalir menuju urat-urat tubuhku. Aku seolah-olah tak merasakan sakitnya jarum suntik karena sudah terbiasa menjalankan ini semua.

Aku harus menunggu dua jam lamanya. Aku biasa mengisi waktu tersebut dengan membaca buku. Tapi untuk kali ini aku simpan bukuku sejenak da mengisi waktu tersebut untuk berfikir bagaimana membuat ayahku merasa bahagia. Aku menatap wajah keriput ayah yang sedang duduk menunggu di pojok ruangan. Terlihat gurat-gurat kesusahan di wajah ayah. Semenjak ibuku meninggal ayahlah ibu dalam hidupku. Meskipun begitu, ayah tidak pernah merasa terbebani. Oh... Rasanya ingin sekali aku menjerit “Aku sayang ayah...” untuk membuktikan bahwa aku sangat sayang dan berterima kasih atas segala yang telah ayah berikan.
            Akhirnya selesai sudah aku meminum darah itu. Dua jam sudah berlalu. Waktunya untuk pulang dan membiarkan ayahku istirahat di hari minggu ini.

“eotteohke? Sudah segar kan badanmu sekarang nae Fishy?”
“ne appa... aku sudah baikan, aku bagaikan meminum air dingin di tengah gurun pasir yang panas. Segaaaaar sekali” Jawabku bergurau.
“Woh, bahasamu,,, ada-ada saja anakku yg neomu neomu haensom ini, ha..ha..ha...” kata ayahku sambil tertawa geli mendengar perkataanku.
Aku senang dan hatiku merasa sejuk melihat ayahku tersenyum.



Talasemia. Begitu para dokter menyebutnya. Talasemia adalah penyakit keturunan yang ditandai olah kelainan sel-sel darah merahku yang mudah pecah (hemolosis), sehingga aku mengalami anemia dan harus melakukan cuci darah secara teratur agar aku tetap berdiri tegak. Aku tetap semangat menjalankan hidup ini meskipun kesempatan untuk sembuh sangatlah kecil.


---Donghae POV---
Sesampainya di luar rumah sakit, hujan masih mengguyur walaupun tak sederas tadi pagi. Aku segera memakai jaketku dan ayah pun langsung mengambil motornya dan menemuiku yg berteduh depan pintu rumah sakit.

Rintik kecil gerimis, menghantarkan kami pulang menuju rumah. 30 menit untuk sampai kesana, aku terbiasa tertidur ketika dalam perjalanan pulang maupun pergi ke rumah sakit.
Entah apa yg menyebabkanku sering tertidur, mungkinkah aku merasa sangat hangat ketika ragaku dan ayah begitu dekat atau karena aku merasa begitu lelah. Tapi begitulah aku,itulah sebabnya appa sering mengecekku yg tertidur di punggungnya dengan mengulurkan tangannya kebelakang.

Flashback
Ku lihat ia berjalan mendekati Kyuhyun, langkahnya begitu ceria seperti biasanya. Ohh Tuhan, bahagianya aku yang bisa meliahatnya senang seperti itu walaupun dari jarak yang tak dekat dengannya.
Senyumnya ceria, begitu ceria hingga aku yang hanya memandanginya pun ikut tersenyum. Kyuhyun dan SoEun sudah menjadi sepasang kekasih, sejak 3 bulan yang lau tepatnya seminggu setalah SoEun memberanikan mengungkapkan perasaan cintanya padaku. Tak pernah ku menyesal menolak cintanya, karena memang aku bukan seorang namja yg baik untuknya. Jika ia menjadi nae yeojachingu aku tidak bisa menemaninya setiap saat karena aku saja masih sibuk memikirkan keadaan kesehatanku setiap hari.

Tiba-tiba seseorang memanggilku mengganggu pikiranku yg sedang memikirkan SoEun, sepertinya ia berada tepat di belakangku.
  “Kyuhyun-ahh....”
  “Ne....” sambil ku tengokkan kepalaku ke belakang
  “Ada waktu ? aku ingin berbicara padamu” jelasnya
  “ye...mwohaeyo Soohee?”
  “tentang appa mu.”
  “penerimaan appa di pabrik gula Shinsae?”
  “ne...”
  “kapan? Sekarang kah, kau ingin bicarakan?”

Ia membawa kabar gembira bagiku, appa diterima bekerja di pabrik gula Shinsae yang letaknya hanya 5 km dari rumah. Sudah lama appa ingin sekali berkerja disana karena gaji yang diberikan lebih dari cukup apalagi untuk biaya pengobatanku. Soohee membawa beritanya dari Jungmin ahjussi, ayah Soohee yang juga bekerja disana.
---Donghae POV end---

---Soohee POV---
Aku senang sekali melihat raut wajahnya yg cerah, apalagi setelah mendengar kabar baik yg aku sampaikan rautnya seperti berubah menjadi lbh cerah....aaahhh aku ibaratkan ia malaikat yang nyasar ke bumi. Ia TAMPAAAAAAAAN dan pintar, dan aku kagum padanya. Donghae-aaaaaah aku menyukaimu...aku tak pandai mengungkapkan perasaanku yang sudah lama kupendam padamu, aku tahu semua tentang dia melebihi SoEun yang dia cintai.

Aku tau alasan ia menolak SoEun, aku tau mengapa ia memberikan SoEun kepada Kyuhyun, aku tau mengapa sampai sekarang ia tak terlihat sedikitpun seperti orang yang sakit, aku tau menagapa ia tak mau teman-temannya mengetahui penyakit yg ia derita. Ia sehat, ia ceria, ia pandai, ia ramah dan semua orang menyukai kepribadiannya dan aku selalu berharap ia hidup sehat selalu. Oh Tuhan, biarkanlah malaikatMu ini megisi hari-harinya di bumi bersama semua orang disekitarnya yg menyayanginya. Semua yeoja di sekolah selalu membicarkannya, tapi sepertinya entah ia tau atau tidak tentang hal itu.

Seandainya kau tau SoEun, Kyuhyun mencintaimu sangat tulus, tuluuuuuus sekali. Hingga aku iri padamu bisa menjadi seseorang yang Kyuhyun cintai.
---Soohee POV end---

Aku tersadar dari tidurku yang penuh dengan cerita-cerita ku. Ada apa dengan ku, beberapa hari belakangan ini aku selalu memikirkan teman-temanku, appa dan orang-orang di sekitarku. Tak jarang beberapa kali belakangan ini aku pun memimpikan umma dan Donghwa....hah mimpi anehku itu, membuatku merindukan umma dan nae dongsaeang yg sudah lama tak ku lihat sorotan matanya.

Di tengah perjalanan, aku merasa ada yang aneh padaku. Jantungku tiba-tiba brdegub kencang, aliran darahku terasa mengalir deras di tubuhku. Aku tak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Suhu tubuhku sepertinya berubah drastis dan pandanganku mulai kabur. Pegangan tanganku di pinggang appaku terlepas, aku mencoba meraih pinggang appa, tapi rasanya berat sekali.
---Donghae POV end---


---Jungshin POV---
Segera ku hentikan laju motor yang ku kendarai setelah tau nae Fishy tak menyambut tanganku ketika ku julurkan kebelakang. Tidak seperti biasanya ia tertidur pulas hingga tak menanggapi tanganku. Ada apa ini, hatiku mulai merasakan keganjilan.
Ku lihat dirinya yang terbujur lemas dan tak sadarkan diri....Ya Tuhan, ada apa dengan nae Fishy????
Aku panik dan tidak dapat memikirkan apapun, aku takut kehilangan dirinya...Seseorang yang tiada harganya di dunia ini dengan apa pun, semua yang ku punya pun rela ku pertaruhkan hanya demi Donghae ku.


Taksi yang kutumpangi melaju cepat, seperti yang ku perintahkan pada sopir yang mengendarainya. Saking paniknya diriku, aku terus memnggil namanya dan menggoyak-goyakkan tubuhnya. “Donghae....Donghae....Lee Dongahe....”
Ku genggam erat tanggannya untuk menghangatkan tangannya yg terasa dingin.
Air mataku menetes di atas tubuhnya yg ku papah diatas pahaku. Ia tidak juga sadar dari pingsannya. Ohh Tuhan, selamatkan dia...hanya dia yang ku miliki. Apa jadinya aku tanpanya...
---Jungshin POV end---


---SoEun POV---
Soohee meneleponku !!! Ku angkat dengan suara lirih, karena memang aku sedang merasa kurang enak badan hari ini. Ia memberiku kabar yang mengejutkan. Ponselku langsung terjatuh ketika ku dengar kabar kalau Donghae pingsan dan tidak sadarkan diri dan kini sedang ada rumah sakit. Ku lekas langkahkan kakiku tanpa mengganti pakaian yang rapi, menuju rumah sakit. T-shirt dan celana training sepanjang lutut yang aku pakai. Aku sudah setengah perjalanan ke rumah sakit, sementara Soohee dan Kyuhyun sudah berada disana.
Dalam perjalanan hatiku bertanya-tanya Omoooooona, ada apa ini......??? sebenarnya apa yang terjadi pada Donghae ku? Tak bisa ku kontrol jantungku, ini sepertinya aku ingin mati saja...benar mati saja...kalau-kalau ada sesuatu yang terjadi pada Donghae-ku namja yang sangat ku cintai. Tuhan, jagalah dia.
---SoEun POV end---


---Kyuhyun POV---
Dari jauh ku lihat, si cantik nae yeojachingu berlari menuju arahku dengan air mata yg berlinang di pipinya. Donghae laki-laki yang menjadi cinta pertamanya sedang koma, aku tau.... aku tau.....ia begitu karena sangat khawatir padanya.
Segera ku peluk dirinya setelah sampai di depan mataku. Air matanya begitu banyak hingga menetes di pundakku, ku tenangkan dirinya sembari mengajaknya untuk tetap berdoa kepada Tuhan supaya tak terjadi apa-apa dengan Donghae.

Setelah SoEun merasa sedikit tenang, ku layangkan pandanganku kearah kanan melihat ahjussi yang panik dan gugup melangkahkan kakinya bolak balik di depan ruang operasi. Tidak ada orang yang mencoba menenagkannya, istrinya, keluarganya, ataupun anaknya yg lain sudah tiada. Mukanya begitu pucat dan sedih, aku rangkul dirinya dan mengajaknya duduk agar merasa lebih tenang. Dan ia merasa lebih tenang ketika teman yg ia anggap saudara baginya datang....Jungmin ahjussi.
---Kyuhyun POV end---

---Soohee POV----
Tidak usah ditanya seperti apa perasaanku, aku kacauuu !!! bagaimana tidak, aku orang pertama yang ahjussi kabari ketika Donghae masuk rumah sakit.
Ku tahan air mataku, mencoba kuat menerima kabar ini. Ingin sekali rasanya menangis kuat seperti yang SoEun lakukan. Tapi aku berusaha kuat agar ahjussi juga merasa kuat.
---Soohee POV end---


---Donghae POV---
Di alam bawah sadarku, hanya gelap yang aku rasakan. Tak ada setitik cahaya pun yang menghampiriku. Aku mulai merasa ketakutan. Bukan karena gelap yang aku takutkan, melainkan aku takut tak bisa bertemu appa dan melihat senyumnya lagi. Aku takut aku tak sempat membahagiakan ayah, aku masih ingin menjalani hari bersamanya minimal sampai ia menutup mata. Jangan sampai aku meniggal terlebih dulu darinya, karena aku sangat menghawatirkan hidupnya kelak. Apa ia makan dengan baik, tidur cukup, dan bahagia kah hidupnya.
“Oh Tuhan,,, apakah ini akhir dari hidupku?” “Apakah cukup sampai disini perjalananku? Lindungi hamba wahai Dzat yang Maha Pelindung.”
Di tengah ketakutanku, aku seolah teringat tentang semua yang pernah aku lakukan di masa-masa lalu. Aku teringat perkataan ayahku. Saat aku bersedih karena ibu telah tiada, appa selalu memberi nasihat yang sampai saat ini aku ingat betul gaya bicara, perkataannya, hingga intonasinya pun aku sangat ingat.

            “Fishy....janganlah sedih, Tuhan mengatur hidup seseorang dengan baik. Ada yang hidupnya lama adapula yang singkat. Tuhan mengatur dengan siapa kita akan bertemu dan dengan siapa kita akan dipisahkan. Semuanya Dia atur sebaik-baiknya. Semua orang akan merasakan kematian, jangan takut dan hadapilah hidup ini.”

Begitu yang dikatakan appa dan selau ku ingat. Nasihat ayah yang membuat aku tersentuh dan membuat aku mengerti akan arti hidup. Aku menjalani hidup ini dengan ikhlas dan berusaha untuk mjd yang terbaik.
Pikiranku kacau balau, entah apa yang kurasakan. Aku merasakan sakit yang amat sangat.
Tuhan jikalau hari ini adalah hari terakhirku menjalani hidup... aku siap meghadapMu...
---Donghae POV end---


---Jungshin POV---
Ketika dokter keluar dan berdiri di depanku, aku merasa gemetar. Apa yang akan ia sampaikan padaku. Donghae-ku baik, Donghae-ku baik, kutegaskan dalam hati dokter akan berkata seperti yang ku inginkan, mencoba menguatkan hati meski ku tak tau apa yang akan terjadi.
Semua seperti berhenti, tak terdengar suara ramainya rumah sakit dan ku hanya bisa melihat Soohee dan Soeun teriak tapi tak terdengar olehku suara mereka. Kyuhyun langsung menundukan kepalanya diikuti oleh Jongmin. Sementara aku masih bingung apa yang terjadi. Ku coba konsentrasikan pikiranku dan membaca bibir seorang yang berbaju putih di depanku. Ku tangkap kata terakhirnya......”Tak Tertolong”
Lemas langsung sekujur tubuhku, rasanya semua peredaran darahku terhenti. Jongmin mendekatiku dan menguatkanku.
---Jungshin POV end----


---Donghae POV----
Setelah aku rasakan kesakitan yang amat sangat, tiba-tiba aku melihat ayah yang aku sayangi, sahabat terbaikku Kyuhyun, yang aku cintai SoEun dan sahabat yang aku sayangi Soohee menangis di depan jasadku. Apaaaa ini semua??? Aku sudah matiiii, benar-benar mati.... tak disangka tadi siang adalah pelukanku yang terakhir kepada appa. Ingin sekali rasanya memeluk appa untuk yang terakhir kalinya, mendekapnya dan berkata “nega neomu neomu neomu saranghamnida”
Terimakasih Tuhan Kau telah memberikanku seorang superman sekaligus superhero yang selalu menjagaku.
---Donghae POV end---

---SoEun POV---
Rasanya tak kuasa untuk menghadapi semua ini.....Dongahe....Donghae....teriakku memanggil namanya. Meski aku mempunyai Kyuhyun disampingku, Donghae tetaplah namja satu-satunya yang ku cintai.....Aku mencintaimu sebesar kau mencintaiku Fishy..
(SoEun mengetahui mengapa Donghae menolak cintanya 2 minggu belakangan ini dari Soohee)


___END___

Terimakasih Telah Membaca dan mohon untuk tidak mencopas ^_^

0 komentar:

Posting Komentar

Attention !

Please take out with full credit if you wanna reshare from my blog. Thanks :')
 

Claudys Blog ^^ Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting