Annyeong... aku mau ngeshare FF punya eonni aku nih...
Aku udah dapet izin boleh ngeshare dari blog Princess Cho nih..
Selamat Membaca chingudeul :')
Author : Choi Hye Eun (Avianti Permata Yuniar)
Aku udah dapet izin boleh ngeshare dari blog Princess Cho nih..
Selamat Membaca chingudeul :')
Author : Choi Hye Eun (Avianti Permata Yuniar)
Ide cerita :Hilda
Yunike Namgil
Casting : Lee
Donghae, Lee Jungshin(Donghae’s
appa *fiktif*), Kim Soeun (Donghae’s friend), Kyuhyun (Donghae’s BF),
Choi Soohee (Donghae’s friend), dan Choi Jungmin (Donghae’s neighbor).
Genre : romantic, life story (?)
---Donghae POV---
Hujan deras di pagi itu tak menyulutkan niatku untuk pergi memperpanjang
waktu hidupku. Ya, penyakit parah yang mengharuskan ku menjadikan rumah sakit
sebagai rumah kedua bagiku. Mau bagaimana lagi, inilah yang harus aku jalani.
Hanya demi appa aku melakukan ini semua, aku tidak mau Ia menjalani
hari-harinya di dunia ini seorang diri dengan tubuhnya yang semakin kurus dan
lemah. Hanya aku yang Ia miliki sekarang, dan hanya dirinya yang sangat
berharga bagiku---
Terdengar suara lembutnya memanggilku dari kejauhan, dan lama kelamaan
suara itu semakin jelas.
“ nae Fishy, sudah siap dirimu nak?”
“ ne appa, sebentar aku sedang menyisir rambutku”,
jawabku dengan suara lirih.
Derap langkah kakinya semakin mendekat, kemudian aku rasakan kehangatan
kedatangannya saat ia sudah berada persis di balakangku. Auranya yang cerah
selalu membuatku merasa nyaman berada di dekatnya, ooh Tuhan ia sudah seperti
nafasku.
Ia memakaikan jaket kulit yang tebal kepadaku, walau kelihatnnya sudah agak
kusam dan lawas tapi itu adalah jaket kesayangannya, dan baru kali ini ia
menyuruhku menggunakannya.
“ appa, ini jaket kesayangan appa kan? Kenapa appa
pakaikan padaku?”
“ appa ingin kau selalu merasas hangat, hujan
sangat deras dan appa akan keluar sebentar. Appa yakin kau akan merasa nyaman
memakai ini.” Jawab appa dengan wajah tersenyum.
“eodiso? Appa mau kemana dulu?” tanyaku penasaran.
“appa pergi sebentar ke rumah Jungmin ahjussi, meminjam
mantel agar kau tidak kebasahan diguyur hujan.”
“tunggu sebentar ya” Jelas appa dengan tersenyum lagi.
Segara appa bergegas keluar rumah menuju rumah Jungmin ahjussi yang
letaknya hanya 10 meter dari rumah sederhanaku ini. Rumah ini seperti museum bagiku,
walaupun kecil dan agak tua tapi disinilah sejarah hidupku dimulai dan tidak
tau dimana hidupku akan berakhir. Nae namdongsaeng Dong Hwa meninggal 10 tahun
yang lalu disini ketika umurnya baru akan menginjak 2 tahun. Kalau bisa aku
memilih ingin ku menggantikannya, menggantikan rasa sakit yang ia rasakan saat
itu. Sayang, Tuhan berkehendak lain. Dan nae umma 2 tahun yang lalu
meninggalkanku dan appa di tempat ini juga.
---Donghae POV end----
---Jungshin POV---
Ku langkahkan cepat kakiku menuju rumah Jungmin, teman lama ku sejak aku
kecil. Dia yang kerap membantuku ketika aku dalam kesulitan.
Tiba di rumahnya, bidadari remajanya menyambutku di depan pintu, Kim Soo
Hee. Putri Jungmin yang seumur dengan Donghae ku.
“ aahh...ahjussi, silahkan masuk...appa sedang di
dalam, akan Soohee panggilkan”
sambut Soohee dengan wajah cantiknya.
“ ne, terima kasih Soohee. Ahjussi tunggu di luar
saja. Hanya perlu sebentar
dengan appamu” jawabku
Selesai ku berbicara dengan Jungmin, aku bergegas kembali ke rumah. Malaikatku
sudah menungguku di depan pintu. Ku pandagi ia dari kejauhan betapa tampannya
dia. Sangat tampan sepertiku (haha) dan aku ingin ia bisa menikmati hidupnya
dengan baik. Ia melayangkan senyumannya ketika jarakku dengannya sudah satu
meter.
“ ini mantelnya, kau
pakailah. Appa akan mengambil motor di belakang.” Perintahku pada Donghae. Dan
ia langsung menjawab dengan cepat.
“ arraseo, appa.”
----Jungshin POV end----
----Donghae POV-----
aku diantarkan ayahku dengan motor tuanya menuju ke rumah sakit yang ada di
pinggiran kota Mokpo. Tak lupa jaket tebal miliknya dan selembar mantel hitam menyelimuti
dinginnya tubuhku yang seputih susu. Tangan lembut appa sesekali ia julurkan ke
belakang untuk memastikan aku baik baik saja. Terasa hangat sekali ketika
tangannya menyentuh telapak tanganku. Ohh Tuhan Kau seperti menyinarkan suryaMu
ketika aku dingin membeku.---
Aku dekatkan mulutku di telinganya ketika tangannya ia layangkan kebelakangkan
dan menggengam tanganku, aku berkata
“naega gwaenchana appa”
Flashback
“Donghae-ah, sudah lama ku
mengagumimu. Tingkahmu, senyummu, gayamu dan semua yang kau miliki mampu
meluluhkan hatiku. Kau memberiku setitik harapan bukan? Aku ingin
mencintaimu...”
“Soo Eun-ah,apa maksudmu??” *aku masih bingung dgn pernyataan
seorang gadis yg berada tepat di depanku.
“melewati hari-hari bersamamu
seperti berjalan di atas pelangi, kau begitu memukau. Aku menyukaimu”
“ kau ingin menjadi orang yg
special di hatiku?” tangkapku cepat.
“ tepat” gadis itu langsung tersenyum
“ Aku bukan yg terbaik bagimu,
Kyuhyun sangat menyukaimu dan ingin menjalin hubungan dgnmu sbg pasangan
kekasih. Dengarlah nasihatku, pilihlah Kyuhyun, ia namja yg baik.” Jawabku
tegas padanya.
Raut wajahnya yg ceria langsung berubah murung, ia langsung berlari pergi dari
hadapanku, yaaa....meski aku tau, aku melihat air mata yang membasahi pipinya
tapi tetap tak ku langkahkan kakiku untuk mengejarnya. Salahku memberikan
setitik harapan padanya tapi ternyata bukan harapan yg nyata. Mianhae, jeongmal
mianhae nae Soo Eun-ah.
Aku masih berdiri membeku di tempat ia berbicara eyes to eyes padaku,
lidahku tadinya hendak menjawab “ya, aku ingin menjadi kekasihmu” ataupun “aku
mencintaimu juga chagiya” tetapi semua itu terkunci oleh hatiku yg memang
berjanji tidak akan mengisi hati.
Aku tersadar dari tidurku yg cepat, ku lihat keselilingku ramai kedaraan
bermotor lalu lalang, sebelah kanan jalan terlihat kantor sipil distrik Mokpo.
Oh, rupanya masih tiga perempat perjalanan lagi menuju rumahku yg kedua. Ku eratkan
kembali tanganku untuk memeluk appa yang masih berkonsentrasi mengendarai motor
yg kami naiki. Akhirnya, sepuluh menit kemudian kami tiba di rumah sakit.
---Donghae POV end----
---Jungshin POV---
Sesampai di rumah sakit, aku langsung menuju lobi untuk registrasi, kusuruh
Fishy-ku untuk menunggu di tempat duduk yg jaraknya hanya 3 meter dariku.
Sambil menunggu antrean, sesekali ku layangkan pandanganku padanya, mukanya
yg tampan dan postur tubuhnya yg tinggi mengingatkanku pada almarhum istriku,
apalagi senyumnya sangat mirip sekali
dengan ibunya. Wahh aku sangat bangga dengannya, tak pernah rasanya ia
menyusahkanku, prestasinya di sekolah yg selalu memperoleh juara pun membuatku
sangat bangga menjadi appanya, kan ku jaga dirimu selalu nae Fishy.
---Jungshin POV end---
---Donghae POV---
Aku masih menunggu appa yg sedang mengurus registrasi, ku perhatikan lalu
lalang orang-orang di rumah sakit. Bau-bau obat terasa begitu menyengat disini.
Rintihan orang ikut meramaikan suasana hiruk pikuk di rumah sakit. Sudah jadi
makanan sebulan sekali keadaan seperti ini. Rumah Sakit, bau obat, bertemu
dengan sekumpulan orang berbaju putih itu sudah mjd agenda hidupku. Huaaah, aku
pernah berfikir kapan ini akan berakhir.
Appa menghampirku yang sedang duduk di kursi biru, yang sedang asik bermain
dengan anak kecil di sebelahku yang juga hendak berobat karena sedang sakit
diare, anak itu mengingatkanku pada Donghwa. Seharusnya jika dia masih ada,
sudah seumuran anak yg berada di sampingku ini. Aku hampir meneteskan air mata,
tapi tetap ku tahan karena appa sudah mendekatiku, appa sudah selesai
registrasi dan mengajakku untuk pergi ke ruangan transfusi. Matanya
mengisyaratkan padaku kalau ia mengerti apa yang dirasakanku saat ini. Aku
rindu Donghwa dan sepertinya kini aku merasakan aku sangat dekat dengannya.
appa menuntunku untuk menuju ke ruangan transfusi. appa begitu sabar
merawatku. Rasanya ingin sekali membahagiakan ayah di masa-masa tuanya ini.
Tapi apalah daya, aku hanya bisa memberatkan beban di bahu ayahku yang usianya
sudah hampir setengah abad. Aku hanya bisa membebani pikirannya karena kondisi
tubuhku ini.
“Ya Tuhan, jaga dan selalu lindungilah beliau. Dialah superheroku yg juga
merangkap umma bagiku sejak 2 tahun silam. Aku ingin selamanya dia bahagia.”
Langkah kakiku terhenti di sebuah ruangan yang cukup besar. Aku segera di
baringkan di ranjang putih yang disisi kanannya telah tersedia jarum suntik.
Dokter dengan sigap dan terlatih menancapkan jarum dan selang kecil di ujungnya
ke tanganku. Di ujung selang kecil terdapat sekantung darah segar yang tengah
mengalir menuju urat-urat tubuhku. Aku seolah-olah tak merasakan sakitnya jarum
suntik karena sudah terbiasa menjalankan ini semua.
Aku harus menunggu dua jam lamanya. Aku biasa mengisi waktu tersebut dengan
membaca buku. Tapi untuk kali ini aku simpan bukuku sejenak da mengisi waktu
tersebut untuk berfikir bagaimana membuat ayahku merasa bahagia. Aku menatap
wajah keriput ayah yang sedang duduk menunggu di pojok ruangan. Terlihat
gurat-gurat kesusahan di wajah ayah. Semenjak ibuku meninggal ayahlah ibu dalam
hidupku. Meskipun begitu, ayah tidak pernah merasa terbebani. Oh... Rasanya
ingin sekali aku menjerit “Aku sayang ayah...” untuk membuktikan bahwa aku
sangat sayang dan berterima kasih atas segala yang telah ayah berikan.
Akhirnya selesai sudah aku
meminum darah itu. Dua jam sudah berlalu. Waktunya untuk pulang dan membiarkan
ayahku istirahat di hari minggu ini.
“eotteohke? Sudah segar kan badanmu sekarang nae
Fishy?”
“ne appa... aku sudah baikan, aku bagaikan meminum
air dingin di tengah gurun pasir yang panas. Segaaaaar sekali” Jawabku
bergurau.
“Woh, bahasamu,,, ada-ada saja anakku yg neomu
neomu haensom ini, ha..ha..ha...” kata ayahku sambil tertawa geli mendengar
perkataanku.
Aku senang dan hatiku merasa sejuk melihat ayahku tersenyum.
Talasemia. Begitu para dokter menyebutnya. Talasemia adalah penyakit
keturunan yang ditandai olah kelainan sel-sel darah merahku yang mudah pecah
(hemolosis), sehingga aku mengalami anemia dan harus melakukan cuci darah
secara teratur agar aku tetap berdiri tegak. Aku tetap semangat menjalankan
hidup ini meskipun kesempatan untuk sembuh sangatlah kecil.
---Donghae POV---
Sesampainya di luar rumah sakit, hujan masih mengguyur walaupun tak sederas
tadi pagi. Aku segera memakai jaketku dan ayah pun langsung mengambil motornya
dan menemuiku yg berteduh depan pintu rumah sakit.
Rintik kecil gerimis, menghantarkan kami pulang menuju rumah. 30 menit
untuk sampai kesana, aku terbiasa tertidur ketika dalam perjalanan pulang
maupun pergi ke rumah sakit.
Entah apa yg menyebabkanku sering tertidur, mungkinkah aku merasa sangat hangat
ketika ragaku dan ayah begitu dekat atau karena aku merasa begitu lelah. Tapi
begitulah aku,itulah sebabnya appa sering mengecekku yg tertidur di punggungnya
dengan mengulurkan tangannya kebelakang.
Flashback
Ku lihat ia berjalan mendekati Kyuhyun, langkahnya begitu ceria seperti
biasanya. Ohh Tuhan, bahagianya aku yang bisa meliahatnya senang seperti itu
walaupun dari jarak yang tak dekat dengannya.
Senyumnya ceria, begitu ceria hingga aku yang hanya memandanginya pun ikut
tersenyum. Kyuhyun dan SoEun sudah menjadi sepasang kekasih, sejak 3 bulan yang
lau tepatnya seminggu setalah SoEun memberanikan mengungkapkan perasaan
cintanya padaku. Tak pernah ku menyesal menolak cintanya, karena memang aku
bukan seorang namja yg baik untuknya. Jika ia menjadi nae yeojachingu aku tidak
bisa menemaninya setiap saat karena aku saja masih sibuk memikirkan keadaan
kesehatanku setiap hari.
Tiba-tiba seseorang memanggilku mengganggu pikiranku yg sedang memikirkan
SoEun, sepertinya ia berada tepat di belakangku.
“Kyuhyun-ahh....”
“Ne....” sambil ku tengokkan
kepalaku ke belakang
“Ada waktu ? aku ingin berbicara
padamu” jelasnya
“ye...mwohaeyo Soohee?”
“tentang appa mu.”
“penerimaan appa di pabrik gula
Shinsae?”
“ne...”
“kapan? Sekarang kah, kau ingin bicarakan?”
Ia membawa kabar gembira bagiku, appa diterima bekerja di pabrik gula
Shinsae yang letaknya hanya 5 km dari rumah. Sudah lama appa ingin sekali
berkerja disana karena gaji yang diberikan lebih dari cukup apalagi untuk biaya
pengobatanku. Soohee membawa beritanya dari Jungmin ahjussi, ayah Soohee yang
juga bekerja disana.
---Donghae POV end---
---Soohee POV---
Aku senang sekali melihat raut wajahnya yg cerah, apalagi setelah mendengar
kabar baik yg aku sampaikan rautnya seperti berubah menjadi lbh cerah....aaahhh
aku ibaratkan ia malaikat yang nyasar ke bumi. Ia TAMPAAAAAAAAN dan pintar, dan
aku kagum padanya. Donghae-aaaaaah aku menyukaimu...aku tak pandai
mengungkapkan perasaanku yang sudah lama kupendam padamu, aku tahu semua
tentang dia melebihi SoEun yang dia cintai.
Aku tau alasan ia menolak SoEun, aku tau mengapa ia memberikan SoEun kepada
Kyuhyun, aku tau mengapa sampai sekarang ia tak terlihat sedikitpun seperti
orang yang sakit, aku tau menagapa ia tak mau teman-temannya mengetahui penyakit
yg ia derita. Ia sehat, ia ceria, ia pandai, ia ramah dan semua orang menyukai
kepribadiannya dan aku selalu berharap ia hidup sehat selalu. Oh Tuhan,
biarkanlah malaikatMu ini megisi hari-harinya di bumi bersama semua orang
disekitarnya yg menyayanginya. Semua yeoja di sekolah selalu membicarkannya,
tapi sepertinya entah ia tau atau tidak tentang hal itu.
Seandainya kau tau SoEun, Kyuhyun mencintaimu sangat tulus, tuluuuuuus
sekali. Hingga aku iri padamu bisa menjadi seseorang yang Kyuhyun cintai.
---Soohee POV end---
Aku tersadar dari tidurku yang penuh dengan cerita-cerita ku. Ada apa
dengan ku, beberapa hari belakangan ini aku selalu memikirkan teman-temanku,
appa dan orang-orang di sekitarku. Tak jarang beberapa kali belakangan ini aku
pun memimpikan umma dan Donghwa....hah mimpi anehku itu, membuatku merindukan
umma dan nae dongsaeang yg sudah lama tak ku lihat sorotan matanya.
Di tengah perjalanan, aku merasa ada yang aneh padaku. Jantungku tiba-tiba
brdegub kencang, aliran darahku terasa mengalir deras di tubuhku. Aku tak
pernah merasa seperti ini sebelumnya. Suhu tubuhku sepertinya berubah drastis
dan pandanganku mulai kabur. Pegangan tanganku di pinggang appaku terlepas, aku
mencoba meraih pinggang appa, tapi rasanya berat sekali.
---Donghae POV end---
---Jungshin POV---
Segera ku hentikan laju motor yang ku kendarai setelah tau nae Fishy tak
menyambut tanganku ketika ku julurkan kebelakang. Tidak seperti biasanya ia
tertidur pulas hingga tak menanggapi tanganku. Ada apa ini, hatiku mulai merasakan
keganjilan.
Ku lihat dirinya yang terbujur lemas dan tak sadarkan diri....Ya Tuhan, ada
apa dengan nae Fishy????
Aku panik dan tidak dapat memikirkan apapun, aku takut kehilangan
dirinya...Seseorang yang tiada harganya di dunia ini dengan apa pun, semua yang
ku punya pun rela ku pertaruhkan hanya demi Donghae ku.
Taksi yang kutumpangi melaju cepat, seperti yang ku perintahkan pada sopir
yang mengendarainya. Saking paniknya diriku, aku terus memnggil namanya dan
menggoyak-goyakkan tubuhnya. “Donghae....Donghae....Lee Dongahe....”
Ku genggam erat tanggannya untuk menghangatkan tangannya yg terasa dingin.
Air mataku menetes di atas tubuhnya yg ku papah diatas pahaku. Ia tidak
juga sadar dari pingsannya. Ohh Tuhan, selamatkan dia...hanya dia yang ku miliki.
Apa jadinya aku tanpanya...
---Jungshin POV end---
---SoEun POV---
Soohee meneleponku !!! Ku angkat dengan suara lirih, karena memang aku
sedang merasa kurang enak badan hari ini. Ia memberiku kabar yang mengejutkan. Ponselku
langsung terjatuh ketika ku dengar kabar kalau Donghae pingsan dan tidak
sadarkan diri dan kini sedang ada rumah sakit. Ku lekas langkahkan kakiku tanpa
mengganti pakaian yang rapi, menuju rumah sakit. T-shirt dan celana training
sepanjang lutut yang aku pakai. Aku sudah setengah perjalanan ke rumah sakit, sementara
Soohee dan Kyuhyun sudah berada disana.
Dalam perjalanan hatiku bertanya-tanya Omoooooona, ada apa ini......???
sebenarnya apa yang terjadi pada Donghae ku? Tak bisa ku kontrol jantungku, ini
sepertinya aku ingin mati saja...benar mati saja...kalau-kalau ada sesuatu yang
terjadi pada Donghae-ku namja yang sangat ku cintai. Tuhan, jagalah dia.
---SoEun POV end---
---Kyuhyun POV---
Dari jauh ku lihat, si cantik nae yeojachingu berlari menuju arahku dengan
air mata yg berlinang di pipinya. Donghae laki-laki yang menjadi cinta
pertamanya sedang koma, aku tau.... aku tau.....ia begitu karena sangat
khawatir padanya.
Segera ku peluk dirinya setelah sampai di depan mataku. Air matanya begitu
banyak hingga menetes di pundakku, ku tenangkan dirinya sembari mengajaknya
untuk tetap berdoa kepada Tuhan supaya tak terjadi apa-apa dengan Donghae.
Setelah SoEun merasa sedikit tenang, ku layangkan pandanganku kearah kanan
melihat ahjussi yang panik dan gugup melangkahkan kakinya bolak balik di depan
ruang operasi. Tidak ada orang yang mencoba menenagkannya, istrinya,
keluarganya, ataupun anaknya yg lain sudah tiada. Mukanya begitu pucat dan
sedih, aku rangkul dirinya dan mengajaknya duduk agar merasa lebih tenang. Dan
ia merasa lebih tenang ketika teman yg ia anggap saudara baginya
datang....Jungmin ahjussi.
---Kyuhyun POV end---
---Soohee POV----
Tidak usah ditanya seperti apa perasaanku, aku kacauuu !!! bagaimana tidak,
aku orang pertama yang ahjussi kabari ketika Donghae masuk rumah sakit.
Ku tahan air mataku, mencoba kuat menerima kabar ini. Ingin sekali rasanya
menangis kuat seperti yang SoEun lakukan. Tapi aku berusaha kuat agar ahjussi
juga merasa kuat.
---Soohee POV end---
---Donghae POV---
Di alam bawah sadarku, hanya gelap yang aku rasakan. Tak ada setitik cahaya
pun yang menghampiriku. Aku mulai merasa ketakutan. Bukan karena gelap yang aku
takutkan, melainkan aku takut tak bisa bertemu appa dan melihat senyumnya lagi.
Aku takut aku tak sempat membahagiakan ayah, aku masih ingin menjalani hari
bersamanya minimal sampai ia menutup mata. Jangan sampai aku meniggal terlebih
dulu darinya, karena aku sangat menghawatirkan hidupnya kelak. Apa ia makan
dengan baik, tidur cukup, dan bahagia kah hidupnya.
“Oh Tuhan,,, apakah ini akhir dari hidupku?” “Apakah cukup sampai disini
perjalananku? Lindungi hamba wahai Dzat yang Maha Pelindung.”
Di tengah ketakutanku, aku seolah teringat tentang semua yang pernah aku
lakukan di masa-masa lalu. Aku teringat perkataan ayahku. Saat aku bersedih karena
ibu telah tiada, appa selalu memberi nasihat yang sampai saat ini aku ingat
betul gaya bicara, perkataannya, hingga intonasinya pun aku sangat ingat.
“Fishy....janganlah sedih, Tuhan mengatur hidup seseorang dengan baik.
Ada yang hidupnya lama adapula yang singkat. Tuhan mengatur dengan siapa kita
akan bertemu dan dengan siapa kita akan dipisahkan. Semuanya Dia atur
sebaik-baiknya. Semua orang akan merasakan kematian, jangan takut dan hadapilah
hidup ini.”
Begitu yang dikatakan appa dan selau ku ingat. Nasihat ayah yang membuat
aku tersentuh dan membuat aku mengerti akan arti hidup. Aku menjalani hidup ini
dengan ikhlas dan berusaha untuk mjd yang terbaik.
Pikiranku kacau balau, entah apa yang kurasakan. Aku merasakan sakit yang
amat sangat.
Tuhan jikalau hari ini adalah hari terakhirku menjalani hidup... aku siap
meghadapMu...
---Donghae POV end---
---Jungshin POV---
Ketika dokter keluar dan berdiri di depanku, aku merasa gemetar. Apa yang
akan ia sampaikan padaku. Donghae-ku baik, Donghae-ku baik, kutegaskan dalam
hati dokter akan berkata seperti yang ku inginkan, mencoba menguatkan hati
meski ku tak tau apa yang akan terjadi.
Semua seperti berhenti, tak terdengar suara ramainya rumah sakit dan ku
hanya bisa melihat Soohee dan Soeun teriak tapi tak terdengar olehku suara
mereka. Kyuhyun langsung menundukan kepalanya diikuti oleh Jongmin. Sementara
aku masih bingung apa yang terjadi. Ku coba konsentrasikan pikiranku dan
membaca bibir seorang yang berbaju putih di depanku. Ku tangkap kata
terakhirnya......”Tak Tertolong”
Lemas langsung sekujur tubuhku, rasanya semua peredaran darahku terhenti.
Jongmin mendekatiku dan menguatkanku.
---Jungshin POV end----
---Donghae POV----
Setelah aku rasakan kesakitan yang amat sangat, tiba-tiba aku melihat ayah
yang aku sayangi, sahabat terbaikku Kyuhyun, yang aku cintai SoEun dan sahabat
yang aku sayangi Soohee menangis di depan jasadku. Apaaaa ini semua??? Aku
sudah matiiii, benar-benar mati.... tak disangka tadi siang adalah pelukanku
yang terakhir kepada appa. Ingin sekali rasanya memeluk appa untuk yang
terakhir kalinya, mendekapnya dan berkata “nega neomu neomu neomu
saranghamnida”
Terimakasih Tuhan Kau telah memberikanku seorang superman sekaligus
superhero yang selalu menjagaku.
---Donghae POV end---
---SoEun POV---
Rasanya tak kuasa untuk menghadapi semua
ini.....Dongahe....Donghae....teriakku memanggil namanya. Meski aku mempunyai
Kyuhyun disampingku, Donghae tetaplah namja satu-satunya yang ku cintai.....Aku
mencintaimu sebesar kau mencintaiku Fishy..
(SoEun mengetahui mengapa Donghae menolak cintanya 2 minggu belakangan ini
dari Soohee)
___END___
Terimakasih Telah Membaca dan mohon untuk tidak mencopas ^_^
0 komentar:
Posting Komentar